Kamis, 26 April 2012

Sekedar renungan bagi yang berwajah masam


Abu  Yazid  Al  Busthami,  pelopor  sufi,  pada suatu hari pernah didatangi seorang  lelaki  yang  wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut. Dengan murung  lelaki  itu  mengadu, Tuan Guru, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah  lepas  saya  beribadah  kepada  Allah. Orang lain sudah lelap, saya masih  bermunajat  Istri  saya  belum bangun, saya sudah mengaji. Saya juga bukan  pemalas;  yang  enggan  mencari  rezeki.  Tetapi mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?
Sang  Guru  menjawab  sederhana:
Perbaiki  penampilanmu dan rubahlah roman mukamu. Kau  tahu,  Rasulullah adalah penduduk dunia yang miskin namun wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab menurut Rasulullah, salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang membuat orang curiga kepadanya
Lelaki  itu  tertunduk.  Ia  pun  berjanji  akan  memperbaiki penampilannya Wajahnya  senantiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan sabar tanpa mengeluh.  Alhamdullilah  sesudah  itu  ia  tak  pernah lagi untuk berkeluh kesah. Memang  Tuhan  telah  menakdirkan manusia sebagai makhluk yang paling indah Bentuknya  begitu  sempurna, sehingga dipandang dari sudut manapun manusia kelihatan  cantik dan serasi.
Untuk itu hendaknya karunia ini jangan dinodai dengan penampilan yang buruk, karena  sebagaimana  kata  Rasulullah, Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Namun  demikian  tidak  berarti  Islam  mengajarkan kemewahan. Islam justru menganjurkan  kesederhanaan.  Baik  dalam  berpakaian,  merias tubuh maupun dalam  sikap  hidup  sehari-hari.
Nabi  sendiri  jubahnya seringkali sudah luntur   warnanya   tapi  senantiasa  bersih.  Umar  bin  Khattab  walaupun jabatannya  kalifah,  pakaiannya  sangat  sederhana  dan  bertambal-tambal. Tetapi keserasian  selalu dijaga. Sikapnya ramah, wajahnya senantiasa mengulum  senyum  bersahabat.  Roman  mukanya  berseri.
Tak heran jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah roman muka  yang  ramah  dan  penuh  senyum. Bahkan Rasulullah menegaskan, senyum adalah sedekah paling murah tetapi paling besar pahalanya.
Demikian  pula  seorang  suami atau seorang istri. Alangkah celakanya rumah tangga  jika  suami  istri  selalu berwajah tegang. Sebab tak ada persoalan yang diselesaikan dengan mudah melalui kekeruhan dan ketegangan. Dalam hati yang  tenang,  pikiran  yang  dingin  dan  wajah cerah, Insya Allah, apapun persoalannya niscaya dapat diatasi. Inilah yang dinamakan keluarga sakinah, yang didalamnya penuh dengan cinta dan kasih sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

animasi bergerak gif
Mirip Aku